LIBRARIANS idol
LIFE IS A STRUGGLE
Rabu, 25 September 2013
Mari Kita Coba
Mari kita mencoba untuk melukis gambar satu hari dalam kehidupan Rasulullah SAW beliau bagun jauh sebelum fajar ketika tirai gelap malam masih meliputi segala sesuatu..Menuai hikmah pagi disebuah ruangan yang penuh sesak mahasiswa yang sedang melakukan proses kehidupan.
Minggu, 02 Desember 2012
PERPUSTAKAAN MASA PRA ISLAM
Batasan
Masa dan Istilah
Makna pra Islam di sini mengacu
kepada masyarakat atau bangsa sebelum Islam, baik bangsa Arab kuno maupun
bangsa Arab Jahiliyah sebelum munculnya agama Islam dan diutusnya Nabi Muhammad
s.a.w. di Jazirah Arab. Bangsa-bangsa yang memiliki peradaban pertama di dunia,
seperti Bangsa Sumeria, Babylonia dan Mesir kuno, merupakan bangsa Arab (Timur)
yang telah berperadaban, yang dari peradaban mereka muncul dan berkembang ilmu
pengetahuan atau pun teknologi dalam bentuknya yang masih sederhana. Peradaban
telah membentuk struktur kehidupan lebih teratur, maju dan menetap, karena
adanya aturan, penemuan melalui pengalaman atau eksperimen ataupun karena
tuntutan sosial-budaya dan politik yang berkembang.
Selain bangsa-bangsa kuno yang telah
berperadaban seperti disebutkan di atas, masa pra Islam juga mencakup masa-masa
sesudahnya, termasuk masa Jahiliyah. Meskipun ia berbeda dengan bangsa Arab
kuno dalam hal peradaban dan kemajuannya, bangsa Arab Jahiliyah dapat dinilai
juga dari sudut pandang proses awal munculnya kembali peradaban di Jazirah Arab
pasca munculnya agama Islam yang disebar-luaskan oleh Nabi Muhammad s.a.w.
Secara historis, masa pra Islam muncul pasca perkembangan peradaban kuno
di Iraq dan Mesir. Akan tetapi, hubugan itu cukup jauh jaraknya, mencapai
ribuan tahun sebelumnya, sehingga dalam kaitannya dengan tradisi keilmuan tidak
terdapat hubungan langsung. Di samping itu, masa Jahiliyah lebih tampak sebagai
masa komunalisme dalam sistem sosial-politik paganisme dan ashabiyah. Dalam perbagai sumber, masa ini sering diidentikkan dengan
barbarisme dari moralitasnya dan
primordialisme.
Pertanyaannya kemudian adalah
Bagaimana perpustakaan sebelum kelahiran
Islam?
Perpustakaan Zaman Arab Kuno
Tidak banyak yang terungkap mengenai sejarah kepustakaan zaman Arab kuno
masa kerajaan-kerajaan berperadaban tinggi seperti pada Kerajaan Sumeria,
Babylonia dan Mesir yang disebutkan di atas. Namun hal ini bukan berarti tidak
ada sama sekali. Perkembangan dan kemajuan peradaban pada kerajaan-kerajaan
kuno tersebut dan ditemukannya beberapa cabang ilmu pengetahuan merupakan
indikator yang dapat ditelusuri untuk menyingkap fenomena kepustakaan pada masa
itu. Telah berkembangnya tradisi tulisan dalam bentuk apapun juga menjadi
bagian dari fenomena yang dapat dihubungkan dengan kemunculan kepustakaan.
Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa pada masa Kerajaan Sumeria telah
berkembang penulisan di atas lempengan tanah liat. Tulisan-tulisan di atas
lempengan tanah tersebut meliputi arsip, dokumen, naskah dan catatan-catatan
resmi lainnya. Cerita-cerita bangsa kuno, syair, syair dan tulisan-tulisan
mengenai wahyu Tuhan atau catatan keagamaan juga ditulis di atas lempengan
tanah liat tersebut. Dikatakan bahwa
terdapat sekitar tiga puluh ribu (30.000) tulisan dalam lempengan tanah liat
yang tersimpan di Telloh, sebuah perpustakaan yang terletak di kota Kilsz.
Selain Perpustakaan Telloh, konon terdapat pula perpustakaan yang lainnya di
kota Oronibuar dan kota-kota yang lainnya.
Kerajaan Babylonia yang hadir
menggantikannya, karena mampu mengalahkan Kerajaan Sumeria, kemudian mengadopsi
dan mengembangkan tulisan-tuisan di atas lempengan tanah liat tersebut.
Demikian pula dengan perpustakaan-perpustakaan lainnya. Hal ini menjadi awal
penanda bagi munculnya tradisi penulisan keilmuan sebagai cikal-bakal awal
dalam tradisi kepustakaan. Meskipun masih sangat sederhana, dengan “teknologi
tanah liat” mereka mampu memunculkan tulisan-tulisan yang berharga bagi
pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Apakah Pada Masa Pra
Islam Belum Ada Tradisi Tulisan Sama-sekali?
Memahami tradisi
penulisan masa pra Islam. Di samping itu, ia juga penting untuk memahami posisi
dan kedudukan masa pra Islam dalam konteks kepustakaan Islam dan hubungan turath masa pra Islam dengan masa Islam, khususnya
dalam aspek kebudayaannya.
Sebelumnya
perlu dibagi terlebih dahulu masa pra Islam atau Jahiliyah ke dalam dua
kategori, yaitu Arab Jahiliyah al-Ula (Arab Jahiliyah yang pertama) dan Arab
Jahiliyah al-Thaniyah (Arab Jahiliyah yang kedua). Arab Jahiliyah yang pertama
adalah zaman Arab kuno sebelum masehi (SM.), khususnya zaman kerajaan-kerajaan
kuno,seperti beberapa kerajaan yang disebutkan dalam al-Qur’an; Kerajaan Saba,
Kerajaan Sulaiman, dan kerajaan-kerajaan yang terdapat di wilayah Yaman, Arab
Selatan. Sedangkan Jahiliyah yang kedua adalah zaman pra Islam menjelang
kedatangan Islam di Jazirah Arab setelah masehi.
Masa
pra Islam (Jahliiyah), pernah mengalami kejayaannya pada masa kerajaan-kerajaan
Arab kuno, sebagiannya sezaman dengan para nabi dan rasul terdahulu sebelum
Nabi Muhammad s.a.w. di beberapa wilayah di Jazirah Arab. Di semenanjung
Jazirah Arab, kerajaan kuno itu terdapat di beberapa wilayah seperti Iraq
(Babilonia) zaman Kerajaan Namrud, Yaman (Arab Selatan) zaman Kerajaan Saba,
Ma’in, masa Kerajaan Bilqis, zaman Kerajaan Ramses di masa Fir’aun dan Musa a.s., zaman Kerajaan
Daud a.s. dan Sulaiman a.s., putranya. Pada
umumnya tulisan-tulisan yang ada dari kerajaan-kerajan itu terdapat dalam
bentuk inskripsi, prasasti dan sebagian kecilnya dokumen-dokumen yang masih
tersisa. Nabi Sulaiman, sebagai utusan Tuhan sekaligus raja yang memiliki
singgasana termegah di zamannya-dan sepanjang masa-dinyatakan dalam al-Qur’an
menulis surat kepada Ratu Bilqis. Isi surat itu, seperti diungkapkan dalam
al-qur’an cukup ringkas, yang artinya sebagai berikut,
“Bahwasannya
surat ini dari (Raja) Sulaiman dan bahwasannya dengan menyebut nama Allah yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hendaklah kamu sekalian (Ratu Bilqis dan
bala tentara kerajaannya) tidak berlaku sombong kepadaku dan datanglah kamu
sekalian kepadaku dengan berserah diri (masuk Islam).”
Secara
implisit, surat ini menunjukkan bahwa pada masa Kerajaan Nabi Sulaiman dan Ratu
Bilqis tradisi tulisan sudah ada dan berkembang. Demikian juga pada zaman
Kerajaan Ramses atau Fir’aun di Mesir yang sezaman dengan Nabi Musa a.s. Konon
pada zaman ini telah ditemukan inskripsi-inskripsi dan dokumen kuno mengenai
bentuk penyembahan masyarakat Mesir dan kepercayaannya.
Sebelum kedatangan
Islam, masyarakat Arab sudah mengenal kalender. Namun kalender yang
dipergunakan adalah kalender campuran bulan-matahari. Peredaran bulan
digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim dilakukan penambahan jumlah
hari. Praktek ini di dalam Alquran disebut an-nasiy. Dalam kalender ini,
pergantian tahun selalu terjadi di penghujung musim panas (sekitar bulan
September).
Akan tetapi, dalam
kaitannya dengan pembagian masa Jahiliyah di atas, yang memiliki hubungan erat
dengan tradisi masyarakat Arab pra Islam dalam pengertian masa Jahiliyah yang
kedua adalah Arab Selatan, yaitu Kerajaan-kerajaan di Yaman pasca Kerajaan
Saba. Kerajaan seperti Ma’in diyakini sebagai sebuah kerajaan di wilayah Arab
Selatan setelah Kerajaan Saba, yang memiliki reputasi dan kejayaan dalam
sejarah Arab pra Islam hingga menjelang abad ke-5 S.M. atau berbarengan dengan
hancurnya bendungan Ma’arib di Yaman, Arab Selatan, yang menandai berakhirnya
dominasi kekuasaan Kerajaan Arab Selatan, Yaman dan bermulanya sejarah Arab
Utara. Eksodus besar-besaran dari masyarakat Yaman, Arab Selatan ke wilayah
Arab Utara, Hijaz mengawali domunasi sejarah bangsa Arab pra Islam, dalam
pengertian masa Arab Jahiliyah yang kedua. Dalam tradisi Islam, masa ini sering
disebut pula sebagai masa fatrah, yaitu masa kosong atau tidak adanya
wahyu antara pasca masa Nabi Isa al-Masih a.s. dengan masa kenabian Muhammad
s.a.w. Bangsa Arab pada masa ini, baik Arab Selatan maupun Arab Utara merupakan
wilayah yang berada di bawah koloni dua Kerajaan adi daya dunia saat itu;
Kerajaan Romawi dan Persia. Kerajaan-kerajaan suku-suku arab yang berada di
wilayah Arab Selatan, seperti Kerajaan Ghasan dan Tadmar pada umumnya berada di
bawah koloni Kerajaan Romawi. Sedangkan kerajaan suku-suku Arab di wilayah Arab
Utara menjadi koloni bagi Kerajaan Persia. Suku-suku Arab lainnya di luar
kerajaan-kerajaan tersebut hidup secara bebas dalam sistem kesukuan atau
qabilah di bawah kepemimpinan seorang kepala suku atau Syaikh al-Qabilah.
Bangsa
Arab pra Islam di wilayah Hijaz, Arab Utara, hidup dalam sistem kesukuan
tersebut. Suku-suku Arab hadhar, seperti Suku Quraisy pada umumnya hidup secara
maden (menetap) di wilayah-wilayah kota atau jantung kota yang dekat dengan
sentra-sentra perekonomian, jalur perdagangan dan pusat peribadatan. Sementara
suku-suku badwi (badui), pada umumnya hidup di pedalaman sahara secara nimaden
(berpindah-pindah).
Kesimpulan
Kelahiran
sebuah perpustakaan tidak terlepas dari sejarah manusia, karena pada dasarnya
perpustakaan merupakan produk manusia. Dalam sejarahnya manusia pada awalnya
hidup secara nomaden (berpindah-pindah) .Pada perkembangan berikutnya manusia mulai hidup
menetap dalam kehidupan ini manusia memperoleh pengalaman untuk memberi tanda
pada sebuah batu, pohon, papan, lempengan serta benda lainnya kepada manusia
lainnya untuk menyampaikan berita ke manusia lainnya. Tanda tersebut menjadi
alat bagi mereka dalam berhubungan antara satu dengan yang lain dan. juga
digunakan sebagai cantuman (record) mengenai apa yang dikatakan manusia maupun
apa yang perlu diketahui seseorang. Hal ini akan dapat membantu daya ingat
manusia karena mereka dapat melihat catatannya pada benda-benda tersebut diatas
pesan dalam berbagai pahatan serta dapat diteruskan ke generasi berikutnya.
Kegiatan memberi tanda pada berbagai benda yang dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya dianggap awal tumbuhnya perpustakaan dalam bentuk yang sangat sederhana pada masa perpustakaan sebelum islam.
Kegiatan memberi tanda pada berbagai benda yang dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya dianggap awal tumbuhnya perpustakaan dalam bentuk yang sangat sederhana pada masa perpustakaan sebelum islam.
Daftar Pustaka
di akses pada
tanggal 8 November 2012, pukul 9:00 wib.
Nurul Hak, Sejarah Perpustakaan Islam.
Handout mata
kuliah sejarah kepustakawanan
dalam konteks Islam.
Senin, 12 November 2012
Ada Apa Lampung ku.
Isu-isu terpanas saat ini terjadi bentrok antar ras, hanya menyisakan duka serta mengancam disentegrasi bangsa.konflik berlatar belakang sara kembali mengoyak Indonesia seperti di Mesuji, Napal dan Balinuraga (lampung) yang hanya menyisakan duka, mengakibatkan sejumlah korban tewas, lainya mengalami luka serius, ratusan rumah terbakar dan ribuuan pengungsi menjadi saksi atas tragedi kemanusian yang mengatas namakan SARA.
Minggu, 11 November 2012
Kami Bukan Penata Buku tapi Kami adalah Pustakawan
Di perpustakaan-perpustakaan yang memiliki koleksi-koleksi kuno, sudah terbiasa dengan para pustakawan. Orang-orang yang mendedikasikan hidupnya untuk menjaga, merawat, mengelola koleksi perpustakaan. Baik itu majalah, buku, naskah kuno, manuskrip, dan catatan-catatan penting.
Menjaga ribuan buku, naskah, dan catatan agar tetap awet sehingga bisa terus mentransfer ilmu pengetahuan bukan hal yang mudah. Seperti pepatah the right man in the right place, begitulah tugas seorang pustakawan di perpustakaan. Mereka tidak asal menata, mendata, dan menjaga buku. Semua ada ilmunya, bahkan hingga jenjang pasca sarjana.
Sabtu, 10 November 2012
Positive Thinking
Saat orang bicara mengenai kita di belakang kita, itu bertanda bahwa kita sudah ada jauh DI DEPAN mereka.
Saat orang bicara merendahkan kita, itu bertanda bahwa kita sudah berada di tempat yang jauh LEBIH TINGGI daripada mereka.
Saat orang bicara dengan nada iri mengenai kita, itu bertanda bahwa kita sudah jauh LEBIH SUKSES daripada mereka.
Saat orang bicara buruk mengenai kita, itu bertanda bahwa kehidupan kita sebenarnya jauh LEBIH INDAH daripada mereka..
Saat orang bicara merendahkan kita, itu bertanda bahwa kita sudah berada di tempat yang jauh LEBIH TINGGI daripada mereka.
Saat orang bicara dengan nada iri mengenai kita, itu bertanda bahwa kita sudah jauh LEBIH SUKSES daripada mereka.
Saat orang bicara buruk mengenai kita, itu bertanda bahwa kehidupan kita sebenarnya jauh LEBIH INDAH daripada mereka..
Rabu, 07 November 2012
PUSTAKAWAN FUNGSIONAL YANG TERLUPAKAN
Hampir diseluruh pelosok negeri, hampir tidak mengerti tentang profesi pustakawan, identik dengan penjaga perpustakaan bahkan lebih mengenaskan lagi dengan sebutan TUKANG,,,,apakah menjadi pustakawan adalah pilihan yang salah, nasib atau pengilan jiwa.???????????
Hampir diseluruh pelosok negeri, hampir tidak mengerti tentang profesi pustakawan, identik dengan penjaga perpustakaan bahkan lebih mengenaskan lagi dengan sebutan TUKANG,,,,apakah menjadi pustakawan adalah pilihan yang salah, nasib atau pengilan jiwa.???????????
Langganan:
Postingan (Atom)